Minggu, 23 Juni 2013

Catatan Kedua Berpulangnya Ayu Basalamah

"Semoga Ayu beristirahat dengan tenang dan arwahnya diterima disisi-NYA"

Pada kesempatan kali ini, di tengah gejolak Pilwako dan geliat "Malam Bakupas", kita harus senantiasa ingat bahwa di Kota Kotamobagu ada sebuah peristiwa tragis dimana seorang penata rias tewas terbunuh.

Ya, Ayu Basalamah. 17 Juni lalu ia ditemukan tewas terbunuh secara mengenaskan di salonya yang terletak di tengah-tengah kota, beberapa meter dari Bundaran Paris Kotamobagu.

Gejolak Pilwako begitupun manuver tim sukses para kandidat dan semua kaki tangan yang malam ini tengah menggeliat bak gurita, tak harus membuat kita lupa pada peristiwa pembunuhan itu.

Saat ini polisi memang tengah diperhadapkan dengan tugas pengamanan terkait Pilwako. Namun bukan berarti proses pengusutan terhadap peristiwa Ayu menjadi lamban.

Sekedar renungan bagi kita para pecinta kehidupan, anti penindasan, kekerasan dan kesewenang-wenangan, bahwa menolak lupa atas kasus yang menimpa Ayu adalah sebuah kesadaran bahwa hukum harus ditegakkan. Aparat berwenang harus serius menangani kasus ini dan kematian Ayu bukan sebuah kematian biasa yang tinggal sekedar menjadi gumaman tersepi dari balik batin kita yang sesak, atau cuma menjadi penutup kalimat pasrah dengan hiburan bahasa; memang so bagini stow depe jalang-jalang.

Kita sadar bahwa kematian Ayu meninggalkan berjuta pertanyaan bagi kita yang tahu bahwa dengan terseok-seok, telah hampir 3 bulan lamanya ia menantikan keadilan. Ia mengadu tak hanya ke Polres Bolmong namun Mabes Polri hingga ke Komnas HAM. Sayang, kepastian hukum yang dinanti-nantikanya tak urung tiba sampai akhirnya ia terbunuh. Siapa pelakunya, menjadi tugas kepolisian untuk mengungkap dan menyeret tersangka ke pengadilan.

Pembaca pasti tahu ada berderet gosip bernada spekulatif yang beredar ditelinga kita terkait tragedi terbunuhnya Ayu. Baiklah, pada kesempatan kali ini kita lempar jauh-jauh gosip tak jelas itu. Tak usah kita jadikan bahasan dengan asumsi, satu peristiwa bisa jadi tak terhubung sama sekali dengan sebuah peristiwa lain. Untuk perkara ini, sebagai warga negara yang sama-sama menghargai hukum bersamaan dengan adanya sebuah kesadaran akan hak-hak setiap orang dimata hukum, sama-sama kita seret diri kita jauh dari nuansa gosip dan spekulatif. Terlebih duga-duga yang nanti akan menjurus ke fitnah. Jadi untuk perkara gosip dan spekulatif, selesai sampai diparagraf ini.

Namun, soal pelaku penganiayaan terhadap Ayu tempo hari, kepada aparat hukum, kita sama-sama sepakat meminta dan menuntut agar perkara itu di usut tuntas hingga ke akar-akarnya tanpa pandang bulu. Seret semua pelaku penganiayaan dengan seadil-adilnya.

Selanjutnya bagi siapa saja pecandu film bertema detektif, gangster atau mafia, pasti ada sedikit catatan kecil dan amat sederhana sekali yang menyeruak di alam pikiran kita. Paling sedikit ada tiga catatan diantaranya adalah; Pertama, adakah Ayu merupakan sosok yang terlibat hutang piutang? Kedua, adakah sebuah peristiwa asmara yang bisa meletupkan api cemburu pihak lain yang membabi-buta? Ketiga, adakah bergepok-gepok uang tunai atau barang berharga tersimpan di dalam salon milik Ayu? Keempat, adakah Ayu mengetahui sesuatu yang sifatnya amat sangat rahasia yang dianggap akan membahayakan entah seseorang atau suatu kelompok?
Semoga tabir misteri ini cepat terungkap.

Powered by Telkomsel BlackBerry®