Sabtu, 30 Maret 2013

Perang Bendera dan Tafsir Mimpi Tukang Pasang Togel

Foto : LimzPaputungan

Kamis 28 Maret 2013, atau dua hari lalu, usai memperbaiki keran air yang bocor, bunyi SMS dari handphone yang sedang di charger di teras rumah kediaman Ayah - Ibu di Ikayang (Passi), menyita langkah saya yang hendak ke kamar mandi.

Datangnya dari kenalan. Di kontak saya edit sembarang nama dia menjadi Master Togel. Soal nama kenalan satu ini, para pengunjung yang sempat membaca tulisan saya di sini, berjudul: Pilwako KK: So Pernah Kwa Ni Pelem, pasti sudah tahu.

Ya, dialah si Master Togel yang ahli dalam urusan syair-menyair mimpi untuk dipasangkan sebagai angka Togel (Judi Toto Gelap). Isi SMS yang ia kirimkan begini; "Ndak percaya ngana? co turung dulu ngana dari Passi kong ba lewat di Gogagoman. Datang hitung sandiri sapa pe bendera paling banyak...wkwkkkwk"

Saya tersenyum acuh membacanya. Ingatan kembali melambung ke SMS tempo hari yang pernah saling kami kirimkan. Salah satu kutipanya pernah saya muat dalam tulisan : (http://uwinmokodongan.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html)

Setelah merapikan perkakas yang digunakan memperbaiki pipa bocor tadi, saya membalas isi SMS itu; "Iyo, nanti mo ka bawah. Ini rencana abis mandi ada mo ke Jarod lay " .  

***

Ritual di kamar mandi usai. Setelah berganti pakaian berbau harum karena dicuci memakai pewangi, saya menghidupkan mesin kendaraan. Tak  lupa saya mengajak serta ponakan yang dari segi postur kami sudah sama tinggi, meski lebih gemukan dia. Rasanya baru kemarin sebuah ingatan terpampang bagaimana saya menangkap dia bertelanjang dibawah hujan di tengah lapangan. Menyadari ponakan yang cepat tumbuh dewasa, sepertinya menyadarkan saya bahwa umur sudah makin tua saja.

Saat hidung kendaraan baru memasuki kelurahan Gogagoman, amboy isi hati cepat bergumam; benar telah terjadi perang bendera disini. Bendera Partai Amanat Nasional (PAN) pengusung pasangan Calon Walikota Tatong Bara - Jainuddin Damopolii, yang sebelumnya jarang di wilayah yang konon dikuasai pasangan Djelantik Mokodompit - Rustam Simbala, kini bak ber-loyang-loyang pakaian yang dijemur secara serampangan dari tiang listrik satu ke tiang listrik lainya. Melintang zig-zag dari rumah seberang kiri jalan, ke rumah seberang kanan jalan,. tepat di atas jalur lalu-lintas.  Seperti orang-orangan di sawah.

Saya tersenyum sembari geleng-geleng kepala. Ponakan di samping cuma cengar-cengir. Dagunya lalu ia taruh di dashboard mobil kemudian dihadapkanya muka memelototi kesemrautan bendera dari balik kaca depan mobil. Ia bicara; "Dorang da pasang tadi malam amper siang ini. Pas kita somo pulang Passi kwa kong bakudapa dengan dorang pe group. Dorang di motor da baku-baku bonceng kong mulai nae ba pasang. Kita sedang masih dorang pangge brenti".  

Saya bertanya, siapa saja mereka yang ia sebutkan itu? Tanpa beban, sederet nama ia tumpahkan sembari tertawa. Saya jadi tambah terkakak mendengarnya. Dari setengah lusin nama yang ia sebut, saya mengenal sedikitnya 3 orang yang rata-rata berusia ABG. Seorang diantaranya bahkan terlalu saya kenal, sampai-sampai saya berani taruhan besar jika diminta bisa menebak celana dalam warna apa yang dipakai orang itu, tatkala sedang beraksi dari tiang listrik satu ke tiang listrik lainya.

Sepanjang Gogagoman hingga di perempatan lampu merah dekat Mesjid Raya Baitul Hikmah, saya dan ponakan ketawa-ketiwi penuh gunjingan. Salah satu yang jadi pokok gunjing adalah imbalan yang diterima para pemasang bendera yang mengendarai motor tengah malam buta. Lucunya lagi bendera yang dipasang gerombolan pemuda bau kencur pengendara motor tengah malam buta ini, bukan cuma satu warna saja melainkan dua. "Lucu dari dorang da pasang bukang cuma bendera PAN tapi Golkar lagi. So mabo lay stow kwa dorang".  tutur ponakan.

Setelah mengantarkan ponakan ke Kantor Polres Bolmong karena adanya suatu urusan yang harus ia kerjakan, saya memacu kendaraan ke Rumah Kopi Jarod Sinindian.

Di Jarod, setelah memesan Goroho dan Es Teh, saya rogoh handphone dari kantong celana lalu mengirim SMS ke Master Togel; "Butul kang, so mulai baku ambor bendera dorang". SMS lantas berbalas; "Makanya, sama deng itu hari kita ada bilang, ngana hitung joh sapa pe bendera paling banyak ta ambor di Kotamobagu ini, noh so dia itu tu mo menang. Kita so syair ni mimpi. Kuat pokoknya. Sapa paling banyak, so dia berarti itu".

Satu minggu kemudian

Sore tadi, saat meluncur dari Passi hendak ke rumah peninggalan Alm. Kakek saya sebelah Ayah, di Jalan Soeprapto Kelurahan Gogagoman, pemandangan terkait perang bendera makin terasa. Gogagoman yang konon adalah basis Djelantik Mokodompit, kini jalanan-nya dipadati warna biru.

Tapi bukan berarti kubu Kuning tak melakukan perlawanan. Duet Kuning dan bendera Moncong Putih yang tahu 'musuh' sudah datang ke halaman, memberi perlawanan meski memang agak diamuk Badai Biru yang mulai tampil mendominasi.  Tak main bendera saja, spanduk dan baliho pasangan Tatong Bara - Jainuddin Damopolii pun mulai terpancang, berdiri kokoh di tanah Gogagoman.

Saat hendak menyelesaikan tulisan ini, saya kembali mengirimkan SMS ke sahabat saya, sang Master Togel. Isinya singkat saja; "Pengaruh so tu bendera-bendera itu?".  

SMS pun cepat berbalas; "Bukang soal depe bendera, tapi tempo hari ngana da ba tanya toh, sapa yang mo untung, noh sesuai kita pe mimpi, sapa pe bendera paling banya ta sebar di Kotamobagu, noh so dia yang mo untung. Jadi ngana so boleh data joh".

Saya tersenyum membaca balasannya. Lalu senang bukan kepalang tatkala membaca isi SMS yang ia kirim selanjutnya; saya kena 2 angka ekor nomor Togel dengan pasangan tinggi, yang keluar Edisi Sabtu 30 Maret 2013 ;)

Hore saya menang Lotre....