Rabu, 20 Maret 2013

PILWAKO KK: 'So pernah kwa ni pelem'


Pasangan mana yang akhirnya akan memenangkan Pilwako Kota Kotamobagu nanti? Pertanyaan ini tentu tengah meracau merayap-rayap tak hanya di benak setiap orang yang tercatat sebagai warga Kota Kotamobagu, namun juga disetiap relung hati siapa saja (dimanapun berada)  yang memiliki hubungan dan menaruh perhatiannya terhadap pesta demokrasi di Kotamobagu.

Ada sejumlah indikator yang bisa dijadikan bahan acuan untuk memprediksi pasangan mana yang punya kans menang. Urusan ini biasanya lazim menjadi kunyahan para analis politik (kita sebut saja dukun politik) mulai dari yang kelas amatir hingga professional, dari kelas daong lemong hingga kelas daong sosoro, atau dari kelas karbitan hingga masa’ pohong.

Namun karena persoalan Pemilukada/Pilwako adalah persoalan ilmu sosial dan ilmu politik yang perlu dikaji dan dipelajari hanya dengan terjun langsung didalamnya, maka siapapun bisa menjadi analis, pengamat, atau tukang ramal sekalipun karbitan. Terlebih ketika banyak dukun politik kelas kaliber belakangan pernah keliru dalam memprediksi pasangan yang bakal menang dalam Pemilukada di Sulut.

Sebut saja ketika prediksi para dukun politik itu meleset di Pemilukada Boltim dan Pemilukada Bolmong 2010 lalu. Alasan lainya adalah, karena Pilwako KK yang saat ini lebih banyak mempertontonkan perang baliho, bendera, spanduk, konvoi, posko pendukung, tembang kenangan, ajang baku terek hingga konon kucuran dana segar dari Tim Sukses salah satu kandidat yang tembus hingga ke urusan ramu-meramu rempah untuk bebek bumbu RW, maka nyong-nyong hingga ABG tukang wora valinggir di Kotobangon pun bisa dengan mudah menjadi dukun politik yang mampu memprediksikan, pasangan mana yang punya kans paling besar dalam memenangkan hajatan Pilwako nanti.

* * *

Saat dalam perjalanan menuju Jarod Sinindian, saya terjebak macet tepat di depan bekas Kantor Pemkab Bolmong karena berjubelnya massa pendukung pasangan MSL – Ishak yang tengah mengarak jagoan mereka  menuju Kantor KPU Kota Kotamobagu untuk mendaftar.  

Saya terpaksa menghentikan kendaraan dan memarkirnya direntetan kendaraan massa pendukung itu lalu masuk berjalan kaki mengikuti  iring-iringan massa yang memasuki halaman Kantor KPU Kota Kotamobagu.

Di tengah kerumunan massa, iseng saya bertanya pada salah seorang yang hadir: “Bagimana kira-kira ni Pilwako KK? Sapa jo yang mo untung?”  orang ini cepat menjawab: “Biar badai biru, kuning, deng merah mo baku malendong akang, tetap torang yang mo untung. Nanti baku lia jo? Katanya mantap penuh percaya diri.  Saya membalas : “Ah, masa. Kiapa boleh bagitu dang?” jawaban pun cepat bersambut: “So pernah kwa ni pelem?” katanya lalu pergi menuju kerumunan massa yang berjubel tepat di depan gedung pendaftaran. Antusias yang ia tunjukkan pada siang itu   menunjukkan sebuah gambaran bahwa dia bukan massa bayaran.

Saya jadi penasaran dengan ungkapanya. Membuat saya ingin mengejarnya lagi berharap mendapatkan kejelasan apa yang ia maksudkan dengan kalimat so pernah kwa ni pelem? Namun orang ini keburu lenyap ditelan kerumunan massa sehingga saya memilih bergabung dengan beberapa kawan Wartawan yang meliput pendaftaran pasangan yang hari itu resmi dijuluki  LARIS MANIS.

Dikerumunan, saya mendengar (meski terpotong-terpotong) pembicaraan yang sedikitnya membahas soal massa pasangan Tatong Bara – Jainudin Damopolii juga Djelantik Mokodompit – Rustam Simbala yang telah terlebih dahulu berkonvoi di hari sebelumnya. Dari perbincangan itu rata-rata omongan tidak pernah merasa gentar dengan massa yang telah berkonvoi. “Kong massa ini hari dang ndak mo rekeng dang?” kata omongan itu diselingi tawa dan olok-olok yang cukup menggelitik. “Torang malah sanang kalo tiap hari dorang ba konvoi. Sebiar kasana sampe dorang hosa di tengah jalan”. Kata omongan dalam kerumunan massa di hari pendaftaran itu.

***

Politik, terutama dalam urusan Pemilukada/Pilwako memang menghadirkan beragam kemungkinan dan kegemparan tersendiri. Sekedar menengok ke belakang, siapa yang tak ingat konvoi  massa pendukung pasangan Bogani pada Pilwako 2009 lalu? Juga rilis hasil survey yang digelar para dukun politik yang menaruh pasangan Bogani (Syachrial Damopolii – Sutomo Samad) dihitungan teratas. Toh pada akhirnya pasangan Djelita (Djelantik Mokodompit – Tatong Bara) keluar sebagai pemenang. Begitupun pengalaman Pemilukada di Boltim yang dimenangkan kandidat yang kalah popularitas dibanding kandidat lain. Begitupun di Pemilukada Bolmong dimana rakyat gempar tatkala pasangan Salihi Mokodongan – Yanni Tuuk berhasil keluar sebagai pemenang meruntuhkan prediksi yang menyebutkan kalau bukan ADM-Norma yang menang maka Limi-Meydi yang bakal jadi Bupati dan Wakil Bupati Bolmong. Namun toh semuanya meleset. Tak tanggung-tanggung kemenangan Salihi-Yanni memberi tamparan paling memalukan terhadap para dukun politik yang berkecimpung di lembaga survey kelas kaliber.

Lantas kandidat mana yang  bakal menjadi pemenang di Pilwako KK saat ini? Selasa 19 Maret 2013 kemarin, saya iseng mengirim chat BBM (BlackBerry messenger) pada  seorang sahabat  dekat yang selain tukang lawak, dia  juga dikenal paling jago dalam urusan syair-menyair mimpi untuk dipasangkan sebagai angka Togel. Tak heran di kontak BBM, saya mengedit nama kontaknya menjadi Master Togel. Saya lantas menanyakan soal siapa menurut dia pasangan kandidat yang punya kans kuat dalam memenangkan Pilwako KK nanti? Pertanyaan saya cepat dibalas sebagai berikut; “Ngana hitong jo, sapa pe bendera deng baliho paling banyak da pasang, so pasangan itu noh yang mo menang. Kita pe mimpi kwa bagitu”.

Saya tahu itu rujukan yang bukan hanya ngawur tapi juga apa yang disebut anak-anak muda Mongondow sebagai Gilingan. Tapi saya memang ingin bermain-main dengan dia. Minimal kepenatan siang kemarin bisa hilang dengan adanya lelucon-lelucon segar. Sembari tersenyum saya kembali mengiriminya chat yang isinya menanyakan kenapa harus bendera dan baliho yang menjadi ukuran? Ia lantas membalas: “Karna romantis itu yang paling banyak bendera”. Balasan chat yang ia kirimkan ini penuh berhias emotion yang menggambarkan orang  tengah terkakak sambil guling-guling, lalu di ikuti chat selanjutnya: “Ngana pasang jo 35 di Sidney, asli kanal ngana. Sudah jo batanya sapa yang mo menang karna so pernah kwa ni pelem”. 

Saya menutup chat yang ia kirimkan ini dengan mengetik: Wkwkwkkwkwkwk…!! Lalu menaruh emotion mata berputar mewakili rasa penasaran saya tatkala kembali berjumpa dengan kalimat: so pernah kwa ni pelem. Namun yang membuat saya sedikit menyesal, adalah ketika tak mengikuti saranya untuk memasang angka 35 di putaran Togel Sidney periode Selasa 19 maret 2013.

Pembaca, lantas kandidat mana sebenarnya menurut pembaca yang paling berpeluang memenangkan Pilwako KK nanti?  Please, jangan katakan: so pernah kwa ni pelem. Sebab satu minggu jelang hari pemilihan, saya akan bertemu dengan saudara-saudari untuk memberitahu apa yang seharusnya menjadi keputusan sebelum masuk bilik TPS.

Bagi yang mau mendengar silahkan, yang enggan juga tak masalah.