Minggu, 15 Februari 2015

Anda Memang Layak!!! Tanggapan Atas Protes



Beberapa jam setelah tulisan berjudul “Orang-orang Yang Terbunuh danYang Membunuh di Hari Palentain”  disebar melalui pesan broadcast BBM, tanggapan datang dari 5 orang Jamaah Bebekiyah (pengguna BBM/(BlackBerry Messenger) di daftar kontak, yang tidak perlu saya sebutkan satu-satu namanya disini, sebab memang diminta. Tapi saya hendak menjelaskan ke salah satu yang paling serius.

Tanggapan itu bersifat protes atas kalimat di poin e, kategori Penderita Min+. Saya kutip :  (e. Tidak punya pasangan (jomblo) lalu disasar seseorang memakai sebalok coklat dan kado berwarna pink, sehingga klepek-klepek dan momocik-mocik, sampai lupa daratan dan hilaf ada sesuatu yang paling berharga hilang karena sebalok coklat).

Maka bersama ini saya menyampaikan bahwa, setiap pembaca Leput Institut sebenarnya diberi kebebasan dan kemerdekaan seluas-luasnya untuk menafsirkan setiap tulisan di Leput. Bahkan menafsirkannya secara semena-mena pun terserah. Pembaca bisa serius, bisa pula sekedar main-main.

Teman di BBM (terima kasih telah menjadi pembaca) rupanya ada yang menanggapinya dengan serius. Terutama terkait Palentain. Ini sebenarnya tidak masalah bagi saya. Namun karena teman (yang baik) ini, menanggapinya serius, maka saya juga merasa perlu serius menanggapi balik, yang saya wujudkan lewat tulisan yang saya buat ini, sebagai penjelasan atau jawaban atas tanggapan yang disampaikan dengan sopan dan penuh kerendahan hati.

Teman di BBM ini sebenarnya juga curhat. Ia mengatakan bahwa justru dirinya (mungkin pula ia mewakili orang-orang yang senasib dengan dia), adalah korban persepsi (yang disebutnya sesat dan dangkal) dari masyarakat atau orang yang menuduh dia (atau mewakili mereka yang bernasib sama) sebagai orang-orang yang mengincar sesuatu (sesuatu disini konteksnya adalah seks) dengan modus sebalok coklat atau dalam bentuk bingkisan berwarna merah jambu.

Teman ini juga memprotes kalimat yang saya tulis;  ada yang hilaf dan lupa daratan sehingga barang paling berharga hilang karena sebalok coklat. Olehnya dengan nekat (namun sopan) ia bahkan ‘menuduh’ saya sebagai bagian dari orang yang berpersepsi buruk dan penuh prasangka dengan fenomena sebalok coklat dan kado berwarna merah jambu yang marak diberikan tiap hari Palentain tiba.

Teman BBM yang baik, seperti yang saya sampaikan di atas bahwa, setiap pembaca diberi kebebasan dan kemerdekaan menafsirkan atau mengapresiasi setiap kalimat atau tulisan yang ada di Leput. Termasuk kalimat yang disoal:  “.....ada yang hilaf dan lupa daratan sehingga barang paling berharga hilang karena sebalok coklat”.

Jika teman berpikir ngeres, maka yang keluar pasti tak jauh di seputar selangkangan. Sama halnya jika kita berpikir secara sampah, maka yang keluar di seputar itu kalau bukan limbah ya gas beracun. Ini bukan pembelaan, meski teman juga bebas menyimpulkan bahwa ini adalah pembelaan.

Tapi saya juga sebenarnya menyadari dan malah iba dengan apa yang teman sampaikan bahwa, teman hanyalah korban dari kepicikan otak orang-orang dengan ruang lingkup pemikiran yang hanya sebatas bukubuku (kata orang di sini) atau selevel dengkul.

Dan kepada 4 teman BBM lainya, semoga penjelasan ini sudah dapat mewakili (merangkum) apa yang di protes. Sebelumnya terima kasih sebab paket internet Anda tidak sekedar dimubasirkan. Sekali lagi terima kasih dan bebas merdekalah nongkrong di Leput.

Anda memang layak! ;) (y) ({})