Minggu, 15 Februari 2015

Orang-orang yang “terbunuh” dan yang “membunuh” di Hari Palentain

history.com
Kalau diantara kita—baik yang sudah move on maupun yang belum—masih mau mengingat masa-masa manis era 80-90an, kita tahu bahwa itu adalah masa kejayaan dimana hari Palentain (Valentine Day’s) jauh panggang dari debat dan polemik, mulai dari soal kapan penetapan tanggal dan bulannya, atau haram halalnya kita merayakan hari kasih sayang itu.

Tidak di era EDGE, 3G, 4G, Iphone, Android, dan IOS, macam sekarang ini, hari Palentain justru menjadi ajang debat dan polemik yang meruyak di halaman media massa, dan menjadi bahan gunjing di medsos yang tak hanya dimamah-biak kaum agamawan, tapi politisi pun ikut-ikutan genit mempolemikan, seolah Palentain adalah sebuah gejala dan gerakan penistaan agama, sebagaimana yang dituduhkan pada kaum Syiah dan jamaah Ahmadiyah di negeri yang ber-bhineka tunggal ika dan berpancasila ini.

Kita mungkin bisa meniru celoteh Joker dalam Batman; Why So Serious?? Tapi tengoklah berita, ada 5 Walikota di Indonesia yang melarang warganya merayakan Hari Palentain. Itu yang sebatas kita pergoki di www.liputan6.com. Seolah Hari Palentaian—yang tetap tidak berubah dirayakan tiap tanggal 14 bulan Februari setiap tahun—adalah bahaya laten yang merongrong kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Padahal kalau ditengok dari segi kealayan dan kelebayan—terutama di kalangan remaja yang sok tahu tentang cinta—Palentain hanyalah seonggok retorika kasih sayang berbuntut kepentingan pe-de-ka-te yang tingkat kejablayannya memang seperti menggeleparkan kartu truf di atas meja judi. Siapa sih gadis yang hatinya tidak klepek-klepek dan momocik-mocik (kata ABG di Passi) tatkala menerima sebalok coklat dibalut kertas berwarna pink yang di-permoy dengan lukisan buah hati dari seorang pemuda alay? Belum lagi jika dibumbui dengan sederet kalimat mujarab: I Love You dan di-paripurnakan dengan secarik surat cinta. Ambooi.....dunia serasa berbunga-bunga.

Media memang selalu memberi kontribusi besar terhadap peradaban dan gerak kebudayaan. Di era 80-90an, kita mungkin mengenal Hari Palentain di majalah-majalah remaja macam HAI, Aneka Yess, Gadis, Anita Cemerlang (banyak Cerpen Palentain), dan majalah-majalah seperjadulanya. Entah kalau di majalah Sahabat Pena ada sebab saya lebih terfokus membuka majalah itu di halaman yang khusus memuat foto (tentu saya memilih foto gadis cakep) lengkap dengan alamat penggemar majalah itu se-seantero nusantara yang terpilih. (Hahaha.. ayo ngaku bagi yang eksis di era 80-90an). Oleh sebab itu pulalah kita yakin bahwa lagu ngetop berjudul Laura Dakosta, terinspirasi dari situ.

Jadi bagaimana hari Palentain Anda kemarin, (dalam konteks relasi asmara dan percintaan?) “terbunuh” atau “membunuh?”

Pembaca, terbunuh yang saya maksudkan disini adalah, Anda menjadi korban atau objek Palentain. Saya tidak membahas korban dalam konteks putus cinta dan kembarannya di hari Palentain.

Objek atau korban Palentain yang hendak dibahas disini adalah yang dibagi dalam 2 kelompok kategori, yakni pertama objek selaku penderita A+, dan kedua objek selaku penderita Min+.

Penderita A+ artinya, Anda adalah si objek penderita Palentain (jomblo maupun bukan jomblo) yang disasar pasangan memakai sebalok coklat yang dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, hingga membuat klepek-klepek dan momocik-mocik. Pendek kata adalah yang “terbunuh” di hari Palentain .

Sedangkan penderita Min+ artinya, Anda adalah si objek penderita Min+ yang :

a. Punya pasangan (tidak jomblo) tapi tak disasar pasangan dengan sebalok coklat yang dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, hingga tidak membuatmu klepek-klepek dan momocik-mocik.

b.Tidak memiliki pasangan (alias jomblo) tapi tak disasar siapapun itu dengan sebalok coklat yang dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, hingga membuatmu tidak klepek-klepek dan momocik-mocik sehingga hari Palentainmu berlalu dengan biasa-biasa saja.

c. Punya pasangan (tidak jomblo) tapi bukannya disasar dengan sebalok coklat dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, tapi disasar SMS, BBM, Update Status di Medsos selamat hari Palentain.

d.Punya pasangan (tidak jomblo) tapi bukannya disasar dengan sebalok coklat dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, namun disasar SMS, BBM, Update Status di Medsos akan tetapi berisi teori konspirasi dan retorika terkait sejarah Palentain yang pada pokoknya memberi asupan doktrin kepada Anda untuk menjadi pasangan kekasih yang berada di barisan Anti Palentain.

e. Tidak punya pasangan (jomblo) lalu disasar seseorang memakai sebalok coklat dan kado berwarna pink, sehingga klepek-klepek dan momocik-mocik sampai lupa daratan dan hilaf ada sesuatu yang paling berharga hilang karena sebalok coklat.

Selanjutnya, yang saya maksudkan sebagai yang “membunuh” dalam konteks relasi asmara dan percintaan di hari Palentain adalah, Anda berdiri di posisi selaku subjek atau si pelaku dalam konteks perayaan hari Palentain.

Subjek atau pelaku disini pun dibagi dalam 4 kelompok kategori, yakni pertama subjek sebagai si Pelaku A+ Tingkat Atas, kedua si Pelaku A+ Tingkat Menengah, ketiga si Pelaku A+ Tingkat Bawah, dan keempat subjek atau si Pelaku Min+.

Pelaku A+ Tingkat Atas artinya, Anda adalah si subjek atau pelaku Palentain (jomblo) yang mengimani Palentain sebagaimana Anda mengimani hari-hari besar keagamaan, lalu melakukan pedekate atau menyasar calon pasangan memakai sebalok coklat atau apapun itu berwarna pink, dengan harapan akan membuat sasaran klepek-klepek dan momocik-mocik, dan misi itu berhasil sehingga Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan bahkan yang paling secret sekalipun. (Pendek kata Anda adalah seseorang yang masuk kategori “membunuh” di hari perayaan Palentain).

Sedangkan Pelaku A+ Tingkat Menengah adalah, Anda adalah subjek atau pelaku Palentain (tidak jomblo) yang tidak mengimani hari Palentain sebagaimana Anda tidak mengimani kisah-kisah yang ditayangkan dalam acara Masih di Dunia Lain TRANS 7, namun memanfaatkan hari perayaan Palentain untuk kepentinganmu sendiri sehingga sebalok coklat atau apapun berwarna pink yang dibikin sebagai kado itu (kado kepentingan) berhasil membuatmu mendapat pasangan baru yang klepek-klepek dan momocik-mocik oleh semua kejutan itu. Disini selain disebut sebagai Pelaku A+ Tingkat Atas, Anda juga disebut sebagai Oportunisme Palentain. Tapi tetap masuk kategori sebagai yang “membunuh” di hari Palentain.

Selanjutnya, Pelaku A+ Tingkat Bawah artinya, Anda adalah si subjek atau pelaku Palentain (tidak jomblo) yang mengimani Palentain sebagaimana Anda mengimani hari-hari besar keagamaan, lalu menyasar pasangan memakai sebalok coklat atau apapun itu berwarna pink, sebagai bentuk perayaan hari kasih sayang, dengan harapan akan membuat pasanganmu klepek-klepek dan momocik-mocik, dan misi itu memang berhasil bahkan mendapatkan lebih dari apa yang Anda harapkan. (Pendek kata Anda adalah seseorang yang masuk kategori “membunuh” di hari perayaan Palentain).

Sedangkan si Pelaku Min+, adalah Anda yang dikategorikan sebagai :

a. Punya pasangan (tidak jomblo) tapi tidak menyasar pasangan dengan sebalok coklat yang dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, hingga tidak membuat pasangan Anda (sebenarnya akan) klepek-klepek dan momocik-mocik dengan itu, tetapi Anda malah mengirimkan ubi goreng, martabak keju coklat, atau onde-onde ke pasangan, sebagai pengganti sebalok coklat dan hal-hal berwarna pink, lalu mendapatkan apa yang diharapkan.

b.Tidak memiliki pasangan (alias jomblo) kemudian melakukan pedekate atau menyasar target dengan sebalok coklat yang dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, dengan harapan akan membuat mereka klepek-klepek dan momocik-mocik sehingga hari Palentain Anda dilalui dengan indah dan luar biasa.

c. Punya pasangan (tidak jomblo) tapi tidak memberi pasangan sebalok coklat dan kado apapun itu berwarna pink, sebagai bentuk perayaan Palentain, tapi cukup dengan mengiriminya SMS, BBM, Update Status di Medsos sebagai ucapan selamat hari Palentain.

d.Punya pasangan (tidak jomblo) tapi tidak memberi sebalok coklat dibungkus kertas atau apapun itu berwarna pink, sebagai bentuk perayaan, tapi malah mengirimi SMS, BBM, Update Status di Medsos berisi caci-maki, teori konspirasi, dan retorika terkait sejarah Palentain yang pada pokoknya memberi asupan doktrin kepada pasangan untuk menjadi pasangan kekasih yang berada di barisan Anti Palentain.

Jadi bagaimana Hari Palentain Anda kemarin? Terbunuh atau Membunuh?